Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia
IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI INDONESIA
oleh: M. Apriesya Wastu N
1.
Lalu
Lintas Perdagangan Dunia sebelum Era Kolonialisme dan Imperialisme
Perdagangan
melalui Jalan Sutra ( Silk Road)
Jauh sebelum bangsa-bangsa Barat memelopori apa yang disebabkan dengan era penjelahan samudera yang kemudian diikuti era klonialisme-imperialisme, aktivitas perdagangan antarbangsa di dunia sudah berjalan. Aktivitas perdagangan ini menghubungkan bangsa-bangsa di Asia timur dan Tenggara, wilayah Mediterania, serta Eropa dengan melewati apa yang disebut Jalan Sutra (The Silk Road).
Disebut "Jalan Sutra"
karena pada awalnya komoditas utama diperdagankan adalah sutra dari Cina. Dalam
perkembangannya, banyak juga komoditas lain diperdagankan sepanjang rute itu,
dengan sarana pengangkut utama adalah unta. Jalan Sutra dirintis di Cina
sekitar tahun 139 SM ketika Cina bersatu di bawah Dinasti Han. Sebagian ahli
berpendapat lalu lintas perdagangan itu bahkan telah dimulai sejak 100 tahun
sebelum itu. Jalan ini dikenal sebagai rute perdagangan dengan kurun waktu
paling lama dan dengan jarak paling panjang dalam sejarah manusia, yaitu
digunakan selama sekitar 1500 tahun dengan panjang 6.400 km.
Selain para saudagar, rute ini
digunakan juga oleh para diplomat dan penjelajah Inggris dan negara-negara
Eropa lain dalam perjalanannnya menuju Cina dan Jepang.
Jalan Sutra diramaikan tidak saja karena banyak saudagar Cina yang berdagang di sepanjang jalain itu, melainkan karena dalam kurun waktu yang sama para pedagang dari Seleukia, Antiokia, Alexandria, dan Persepolis--semuanya wilayah taklukan Romawi-- juga terlibat dalam kegiatan perdaganan di sepanjang rute jalan Sutra.
Jalan Sutra diramaikan tidak saja karena banyak saudagar Cina yang berdagang di sepanjang jalain itu, melainkan karena dalam kurun waktu yang sama para pedagang dari Seleukia, Antiokia, Alexandria, dan Persepolis--semuanya wilayah taklukan Romawi-- juga terlibat dalam kegiatan perdaganan di sepanjang rute jalan Sutra.
Perdagangan melalui Jalan Sutra dimulai di Changan (Xian) di Cina, melewati kota-kota perdagangan di Asia Tengah seperti Samarkand (Uzbekistan) dan kota "sumber air" Kashgar di Cina yang berbatas dengan Tajikistan Kyrgyzstan, dan berakhir di Antiokia ataupun konstantinopel (istanbul). Antiokia dan Konstantinopel sekarang menjadi bagian dari Turki. Pada saat ini, Kashgar menjadi salah satu kota di Cina mayoritas penduduknya beragama Islam, sebagaimana juga Ubekistan, Rajikistan, dan Kyrgyzstan.
Perjalanan yang panjang itu terkadang melawati padang rumput yang luas (steppa), yang diselingi alam yang cukup ganas seperti padang gurun Gobi dan Takla Makan di Cina. Dengan alasan mendapatkan perbekalan, kondisi alam yang keras, serta keamana, para kafilah-saudagar itu kerap berhenti dan beristirahat di satu kota atau tempat yang memiliki sumber air sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota lainnya
Akan tetapi, jarang sekali para
kafilah ini menempuh perjalanan yang sangat jauh. Di berbagai kota yang sudah
disinggahi, sudah banyak pedagang perantara (middlemen), yang siap menjual
barang-barang ke kota-kota lainnya, Jadi, sudah ada semacam sistem perdagangan
berantai.
Komoditas yang diperdagangkan antara
lain sutra, emas, batu giok (jade), teh, dan rempah-rempah. Hanya barang-barang
mewah semacam itu yang diperdagangkan oleh karena jarak yang jaug, biaya
tinggi, dan seringkali tidak aman. Cina, misalnya, menyuplai Asia Barat dan
wilayah Mediterania dengan sutra, sementara rempah-rempah didapatkan dari Asia
Selatan.
Kota-kota
yang dilewati Jalan Sutra ini berubah dengan cepat menjadi kota perdagangan
yang ramai. Kota-kota itu juga menjadi pusat ilmu pengetahuan, budaya, dan
seni. Orang-orang dari berbagai latar belakang suku dan budaya dan
berinteraksi, berbaur, bertukar gagasan, pandangan, dan bahkan agama--awalnya
agama Budhha dan kemudian Islam. Kondisi seperti ini memungkinkan peradaban
Eropa, Timur Tengah, dan Asia berinteraksi satu sama lain.
Dalam perkembangannya kemudian, para
kafilah ini menggunakan jalur alternatif, yaitu jalur laut. Jalur laut pertama
kali digunakan ketika bangsa Romawi menguasai dunia termasuk Dunia Timur. Jalur
laut ini menghubungkan wilayah Mediterania dan India. Rute laut utama dimulai
di Canton (Guangzhou), Cina, melintasi Asia tenggara, Samudera Hindia, dan Laut
Merah, kemudian mencapai Alexandria.
Antara abar ke-1 dan abad ke-6 M,
kapal-kapal dagan, termasuk kapal-kapal dagan arab, lalu-lalang melintasi laut
Merah dan India. Barang-barang yang diperdagangkan dikapalkan di Kota
Berenike--nama sebuah kota kuno di wilayah Epirus yaitu wilayah Yunani dan
Albania sekarang-- di sepanjang Laut Merah dan diangkut menggunakan unta ke
daerah pedalaman sampai ke Sungai Nil. Dari situ, perahu-perahu sungai
mengangkut barang-barang tersebut ke Alexandria, dan dari Alexandria
diperdagangkan ke seluruh wilayah kekaisaran Romawi.
Sejak abad ke-9 M, ketika Kekaisaran
Romawi runtuh, rute laut atau maritim dikendalikan leh saudagar-saudagar Arab.
Perlahan-lahan, penggunaan Jalan Sutra ditinggalkan. Penggunaan rute laut lebih
memungkinkan terjadinya pengiriman dan perdagangan barang dalam jumlah besar
dan beraneka ragam, sesuatu yang sulit dilakukan melalui Jalan Sutra
Jalan Sutra kembali ramai selama
kejayaan Kekaisaran Mongol pada abad ke-13.
2. Lahirnya
Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia serta Kedatangan Bangsa Eropa di
Indonesia
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk
mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut.
Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber
daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah
daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan
kolonialisme.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme
adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain.
Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan
imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri
dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan
menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan
imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut
imperialisme modern.
Perbedaan kolonialisme dan imperialisme
1. Kolonialisme bertujuan untuk
menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke
negara induk.
2. Imperialisme bertujuan untuk
menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
Persamaan
kolonialisme dan imperialisme
Persamaan
kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah menjadi
makmur, sementara yang dijajah semakin menderita
a. Faktor-faktor
yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudera pada akhir
abad ke-16 diantaranya:
b. Jatuhnya
kota Konstantinopel ke tangan penguasa Turki Usmani tahun 1453.
c. Kisah
perjalanan Marco Polo ke dunia Timur.
d. Penemuan
Copernicus yang di dukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat.
e. Penemuan
kompas
f.
Semangat
Reconquesta,yaitu semangat pembalasan dendam terhadap kekuasaan Islam di mana pun.
g. Penjelajah
dari Spanyol
1) Christopher
Columbus, tahun 1492 sampai ke Bahama di Laut Karibia (Amerika) yang diyakini
sebagai India,sehingga penduduk aslinya disebut Indian
2) Cortez,
tahun 1519 berhasil menduduki Mexico setelah menaklukan kerajann Aztec dan suku
Maya
3) Pizzaro,
tahun 1530 berhasil menguasai Peru setelah menaklukan kerajaan Inca
4) Ferdinand
Magelhaens, tahun 1520 sampai di wilayah Filipina
5) Sebastian
d’Elcano, tahun 1521 sampai di wilayah Maluku, namun di Maluku telah berkuasa
bangsa Portugis.
h. Penjelajah
dari Portugis
1) Bartholomeus
Diaz, tahun 1496 sampai ke ujung Afrika yang di beri nama Tanjung Haeapan (
cape of good hope )
2) Vasco
da Gama, tahun 1498 sampai ke Kalkuta,India
3) Alfonso
d’Albuquerque, tahun 1511 berhasil sampai ke Malaka, tahun 1512 sampai ke
Maluku.
3.
Kependudukan Belanda di Indonesia
Awal
Kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia
Tahun 1596 adalah awal kedatangan
Bangsa Belanda ke Negara Indonesia. Empat buah kapal yang dipimpin oleh Pieter
Keyzer serta Cornelis de Houtman ini sampai ke pelabuhan Banten setelah
menempuh perjalanan selama satu tahun lebih. Sayangnya, kunjungan dari kapal
Belanda ini ke daerah Banten kurang disambut baik karena sifat arogan yang
ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman. Kemudian dua tahun kemudian, tepatnya
pada tahun 1958 Belanda mencoba lagi kembali ke Indonesia di bawah pimpinan
Jacob Van Neck, dan mereka berhasil disambut baik oleh penguasa Banten saat itu
karena mereka telah belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman. Akhirnya,
Belanda diperbolehkan untuk melakukan perdagangan di kawasan pelabuhan Banten.
Tujuan awal Belanda adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun setelah mereka
berhasil mendapatkan keuntungan melimpah serta menemukan daerah sumber
rempah-rempah, Belanda mulai melakukan aksi monopoli perdagangan dan sejarah
penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.
Sejarah Pembentukan dan Pembubaran
VOC Belanda di Indonesia
Pada
tanggal 20 Maret 1602, Verenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC
didirikan oleh Belanda yang merupakan sebuah badan perdagangan atau perusahaan
dengan hak monopoli terhadap perdagangan di wilayah Asia. VOC yang berkedudukan
di Batavia (sekarang Jakarta) juga disebut dengan nama Perusahaan Hindia Timur
atau East India Company karena mereka ingin menyaingi perusahaan yang didirikan
oleh Inggris bernama VWC yang memiliki julukan sebagai Perusahaan Hindia Timur.
Tujuan dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut:
1. Berusaha menguasai baik pelabuhan
penting serta kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia
2. Melakukan monopoli perdagangan.
3. Mengatasi persaingan yang ada antara
pedagang Belanda dengan pedagang Eropa lainnya.
Monopoli
perdagangan VOC dilakukan dengan cara kekerasan terhadap penduduk yang berasal
dari daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia. Selain itu, mereka juga
melarang dan mengancam orang-orang bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan
para penduduk lokal dari daerah penghasil rempah-rempah. Misalnya saja saat
para penduduk Banda mencoba menjual biji pala kepada Inggris, Belanda menyerang
dan membunuh semua penduduk Banda tersebut. Akhirnya, Belanda memutuskan untuk
mengisi daerah Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain untuk
menghasilkan biji pala. Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi
masalah politik dan berperang terhadap para pemimpin di daerah Banten dan
Mataram.
Pada tahun
1799, VOC yang mengalami banyak masalah dan akhirnya bangkrut dibubarkan.
Berikut alasan-alasan pembubaran VOC:
1.
Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam
mengendalikan monopoli perdagangan, selain itu mereka juga banyak yang
melakukan korupsi.
2.
Hutang VOC yang semakin menumpuk dikarenakan peperangan
dengan Inggris dan juga rakyat Indonesia sendiri.
3.
Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem
monopoli yang dilakukan.
4.
Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan.
5.
Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk
mengisi kas VOC tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Karena
alasan-alasan di atas maka sejarah penjajahan Belanda di Indonesia lewat VOC
pun berakhir.
Awal
Berdirinya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia
Kaisar Perancis yaitu Napoleon
Bonaparte mengangkat Louis Bonaperte sebagai kaisar Belanda. Kemudian setelah
diangkat menjadi Raja, Louis Bonaparte menunjuk Herman Willem Daendels sebagai
gubernur jenderal bagi Indonesia. Tugasnya adalah untuk mengatur pemerintahan
Indonesia, melakukan pertahanan dari serangan pasukan Inggris terhadap pulau
Jawa, serta mengatur masalah keuangan. Namun, di bawah pemerintahannya Daendels
telah melanggar undang-undang dengan menjual tanah milik Negara kepada
orang-orang partikelir. Oleh karena itu, atas perintah Napoleon Daendels
ditarik dari jabatannya. Namun sebelum Daendels ditarik, selama masa
pemerintahannya Daendels telah banyak merugikan rakyat Indonesia serta
menyengsarakan rakyat. Dia melakukan eksploitasi baik kekayaan alam maupun
tenaga kerja Indonesia.
Kedudukan
gubernur jenderal Indonesia telah mengalami pergantian beberapa kali. Setelah
Daendels maka gubernur jendral Janssens giliran berkuasa dan saat Indonesia
memasuki pemerintahan Van Den Bosch di mana sistem tanam paksa pun dijalankan
yang menimbulkan kemiskinan, dan kelaparan rakyat Indonesia. Di pihak lain,
Belanda mendapatkan banyak keuntungan dalam bidang keuangan akibat sistem tanam
paksa tersebut.
Saat
sistem tanam paksa dihapuskan maka muncullah politik pintu terbuka di mana
penanaman modal asing diperbolehkan. Meskipun tanam paksa sudah dihapuskan,
nyatanya politik pintu terbuka tetap menimbulkan penderitaan bagi rakyat
Indonesia. Hal ini memicu perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai daerah
seperti perang Diponegoro, perang Bali, perang Paderi, perang Banjar, perang
Aceh, Gerakan Protes Petani, dan sebagainya. Saat semakin banyak rakyat yang
melawan Belanda maka penjajahan Belanda di Indonesia mulai menandakan akhirnya.
Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia
Belanda di Indonesia
Penjajahan
Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah Jepang
melakukan penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil
mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan
Australia. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, tentara
Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada
akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang, Tjarda
van Starkenborgh Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda menyerah dan dan
ditangkap. Hal ini menjadi tanda dimulainya masa
penjajahan Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah
penjajahan Belanda di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar