Ketahanan Pangan adalah Tugas Kita Bersama


“Ketahanan Pangan adalah Tugas Kita Bersama”
Oleh: M.Apriesya Wastu N.

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang terletak di Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan juga memiliki luas perairan yang lebih besar daripada daratannya, sehingga Indonesia dikatakan sebagai Negara Kepulauan dan Negara Maritim. Karena dua hal tersebutlah Indonesia memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah. Namun pada hakikatnya pemanfaatan dan pengoptimalan sumber daya manusia dan sumber daya alam masih minim karena kurangnya kesadaran setiap individu baik untuk mengembangkan kemampuan diri atau mengelola lingkungan atau sumber daya alam yang tersedia.
Indonesia memiliki lahan yang sangat luas, oleh karena itu di Indonesia banyak dari warga negara Indonesia yang menggunakannya dengan bercocok tanam, berkebun,ataupun bertani demi mecukupi kebutuhan sehari-sehari baik untuk sandang, pangan maupun papan. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Hasil pertanian dan perkebunan Indonesia sangat banyak dan beragam jenisnya. Diantara komoditas pertanian dan perkebunan terbesar dan ekspor di Indonesia adalah:
1)      Kelapa Sawit
Indonesia menempatkan diri sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia. Pada tahun 2011 Indonesia menguasai pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 47% mengungguli Malaysia di tempat ke 2 dengan 39%. Ekspor kelapa sawit mampu menyumbang devisa Negara sebesar USD 14 miliar pada tahun 2010 dan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan dari tahun ketahunnya.
2)       Rempah-rempah
Sejak dahulu kala, Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya. Tanaman rempah-rempah yang tumbuh subur di Indonesia menarik minat bangsa lain untuk menguasainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dahulu banyak bangsa asing yang kaya raya akibat rempah-rempah dari Indonesia yang mempunyai nilai sangat tinggi. Sampai saat ini Indonesia masih sebagai eksportir utama rempah-rempah di dunia, diantaranya adalah pala, kayu manis, cengkeh dan lada.
3)       Kakao
Indonesia merupakan penghasil kakao no 3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Produksinya terus tumbuh rata-rata 3,5% per tahun, pada tahun 2014 pemerintah berkomitmen untuk mengalahkan kedua Negara tersebut untuk menduduki peringkat pertama sebagai penghasil kakao terbesar di dunia. Pada tahun 2010 produksi kakao Indonesia mencapai 574 ribu ton atau menyumbang 16% produksi kakao dunia, sedangkan Pantai Gading di peringkat pertama dengan 1,6 juta ton, atau menyumbang sebesar 44%.
4)      Beras
Pada tahun 2007 produktivitas tanaman pangan padi Indonesia lebih tinggi 20 persen dibandingkan produktivitas negara-negara ASEAN lain. Indonesia memberi kontribusi 30 persen terhadap produksi beras ASEAN. Produksi beras ASEAN mencapai 182,29 juta ton pada tahun 2007 dengan produktivitas 3,98 ton per hektar . Sedangkan produksi padi Indonesia 57,16 juta ton dan 4,71 ton per hektar. Namun demikian, Namun demikian, produktivitas Indonesia masih lebih rendah daripada Vietnam yaitu 4,98 ton per hektar dengan jumlah produksi 35,79 juta ton.produktivitas Indonesia masih lebih rendah daripada Vietnam yaitu 4,98 ton per hektar dengan jumlah produksi 35,79 juta ton.
5)      Karet
Indonesia menempati peringkat ke 2 setelah Thailand sebagai pemasok karet mentah dunia. Ada yang menyebut Indonesia sebagai Arabnya karet dunia. Meskipun kalah dalam hal jumlah dan produktifitas perkebunan karet, namun karet Indonesia disebut-sebut menang secara kualitas dibanding karet dari Thailand. Pada tahun 2011 produksi karet di Indonesia mencapai 2,8 juta ton.
6)      Kopi
Saat ini Indonesia menduduki peringkat 3 sebagai produsen kopi dunia dibawah Brazil dan Kolombia. Basarnya produksi kopi Indonesia per tahun rata-rata sekitar 600 ribu ton. Dari angka ini Indonesia dapat mensuplai  7% kebutuhan kopi dunia.
Berbicara mengenai hasil pertanian, maka hasil pertanian akan selalu terkait dengan yang namanya ketahanan pangan. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidak stabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya. Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswadayaan atau keswasembadaan perorangan (self-sufficiency) dan ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko.
World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional. FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
Ketahanan pangan berkaitan erat dengan kebijakan mengurangi kemiskinan dan jumlah kekurangan pangan. Ada lima strategi pemerintah meningkatkan pertanian nasional. Lima strategi tersebut yaitu meningkatkan infrastruktur, memperkuat kelompok tani, revitalisasi pertanian serta meningkatkan akses petani terhadap pasar. Indonesia memprioritaskan mencapai ketahanan pangan dan mengurangi jumlah kemiskinan. Hal ini dikemukakan oleh mantan Menteri Pertanian Indonesia yaitu Anton Apriyantono.
Keberhasilan usaha peningkatan produksi pertanian memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun dari banyak faktor tersebut, ada beberapa faktor yang sangat tergantung pada upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia, diantaranya penyiapan lahan, penerapan tata cara budidaya yang benar, cara panen yang tepat dan pengolahan pasca panen yang bagus. Hal-hal tersebut tentu memiliki konten teknologi yang berpengaruh secara langsung dan harus mendorong peningkatan produktivitas.
Banyak pelaku pertanian di Indonesia yang mengeluhkan rendahnya hasil atau tingkat produktivitas panen. Namun jarang di antara mereka yang mau melakukan evaluasi dan introspeksi lebih jauh. Kebanyakan dari mereka melakukan aktivitas pertanian dari mulai pengolahan hingga pemanenan dengan cara-cara konvensional.
Minimnya informasi mengenai cara efektif peningkatan hasil produksi pertanian, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya tingkat intervensi positif dari pihak penyuluh pertanian juga turut berpengaruh pada kegagalan peningkatan produksi pertanian tersebut. Adapun usaha untuk meningkatkan hasil pertanian adalah:
1)      Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana.
2)      Ekstensifikasi Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
3)      Mekanisasi Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.
4)      Rehabilitasi Pertanian
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.
Menurut PP no.17 tahun 2015 pasal 26 ayat  mengamanatkan penganekaragaman pangan sebagai upcaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan berbasis pada potensi sumber daya lokal dilakukan oleh pemerintah, pemeirntah daerah, perguruan tinggi dan pelaku usaha pangan lokal setempat dan pada UU no.12 tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan nasional. Mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan merupakan hal mendasar yang sangat besar arti dan manfaatnya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan terkait penyelenggaraan pangan di Indonesia dan pada pasal 126 disebutkan, “Dalam hal mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional, dibentuk lembaga pemerintah yang menangani bidang pangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden”.
Dengan hal-hal yang dilakukan pemerintah bersama dengan rakyat maka akan terjadi suatu sinergi yang kuat dan membangun masa depan Indoenesia. Jadi harus adanya peran aktif dari pihak pemerintah dan juga rakyat. Disamping itu dibutuhkannya sumber daya manusia yang berkualitas demi teciptanya peningkatan hasil pertanian untuk ketahanan pangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia

My Biodata